Lakon Remaja
Penantian
Oleh Lukman Riyadi (Gareng)
SETTING RUANGAN RUMAH YANG SEDERHANA, TERLIHAT FOTO
KELUARGA DAN PERABOTAN RUMAH YANG SERBA SEDERHANA. SUARA SUARA KICAU BURUNG DAN BINATANG LAIN
MENYAMBUT DATANGNYA PAGI. MUSIK
TERDENGAR SUARA MUSIK SENDU YANG MENGGAMBARKAN SUASANA PEDESAAN PAGI
HARI
IBU
sudah beberapa tahun aku dan anakku seperti
kehilangan sesuatu.apakah ini adalah kutukan atau hanya mimpi bagi seorang anak
untuk bertemu bapaknya? Semenjak suamiku memutuskan untuk pergi merantau,
tinggallah aku dan anakku berdua.suamiku berjanji akan datang dipenghujung
bulan purnama.
DARI KANAN PANGGUNG DATANG SI ANAK TERLIHAT LESUH
KEMUDIAN DUDUK DIKURSI
ANAK
Bu, sudah delapan purnama kita menunggu kedatangan
bapak, akankah ini Cuma sekedar penantian bu?
IBU
Nak, sudah 20 tahun ibu menikah dengan bapak kamu.
Dia seorang sosok bapak yang bertanggung jawab atas keluarganya, ibu yakin
kalau bapak kamu tidak akan ingkar janji nak.
ANAK
aku tau bu,tapi dalam hal ini beda bu. berapa lama
lagi kita harus menunggu bapak? Apakah bapak disana baik-baik saja?
IBU
kita harus yakin nak kalau bapak pasti pulang dan
membawa sejuta kebahagiaan bagi kita . Bersabarlah…
HENING, SI ANAK LAMA BERFIKIR DAN MENARIK NAFAS
PANJANG
ANAK
Iya bu, meskipun harus 20 purnama lagi, aku yakin
bapak akan datang.
IBU
Kamu pasti capek nak, semalaman kamu bekerja .
Mandilah dulu, agar badan kamu segar. Biar ibu bikinin kopi ya.
ANAK
Iya bu, aku mandi dulu. Ibu jangan terlalu kecapean.
Akhir- akhir ini ibu sering sakit-sakitan, istirahat yang cukup ya bu.
SI ANAK MASUK KEDALAM KAMAR
IBU
Sabarlah anakku. Akhir-akhir ini kesehatan ibu
menurun karena ibu selalu memikirkan bapak dan masa depan kamu nak.
SI IBU PUN MASUK KEDALAM DAPUR
TAMU
Assalamualikum…..
ADA ORANG YANG MENGUCAPKAN SALAM DARI LUAR PINTU
IBU
wealaikum salam
( si ibu
menjawab dari dalam kamar)
Nak, tolong bukain pintu siapa yang datang, ibu
masih bikin kopi.
SI ANAK TIDAK MENJAWAB
TAMU
Assalamualikum…..
SI TAMU MENCOBA MENGUCAPKAN SALAM SAMBIL MENGETUK
PINTU
IBU
Wealaikum salam. Ya tunggu sebentar
( keluar dari
dalam dapur tergesa-gesa, menuju pintu).
Wealaikum salam…! Maaf, mencari siapa ya? O iya,mari
silahkan masuk!!!
TAMU
maaf bu saya mengganggu. Saya Cuma mau numpang
nanya, apa benar ini rumah bu Minten?
IBU
owW…iya benar? Ada perlu apa ya Pak?
SEDIKIT PANIK
TAMU
Begini bu, saya Cuma mau mengantarkan surat ini.
SI TAMU MENGELUARKAN AMPLOP WARNA COKLAT, YANG
BERTULISKAN UNTUK MINTEN ISTRIKU.
IBU (dengan rasa yang masih bertanya-tanya.
Minten pun menerima amplop itu).
Terima kasih banyak pak.
TAMU
iya bu sama-sama. Saya pamit dulu ya bu,soalnya
masih banyak keperluan lain.
Assalamualaikum….
IBU
Wealaikum salam
( si tamu pergi.
Dengan rasa senang bercampur cemas si ibu menutup pintu dan duduk dikursi ruang
tamu).
Nak, keluarlah. Ini ada amplop kiriman dari bapak
kamu.
SI ANAK KELUAR DARI KAMAR DENGAN WAJAH LUSUH BANGUN
TIDUR.
ANAK
Ada apa bu? Maaf, tadi saya ketiduran. Tadi saya
mimpi ada seseorang yang datang kesini bu, seperti wajah bapak tapi ternyata
bukan.
IBU
Itu bukan mimpi nak, tapi kenyataan.
ANAK (sedikit heran)
apa maksud ibu?
IBU
Tadi ada orang yang datang mengantarkan amplop ini.
Tapi ibu belum membukanya, ibu ingin kamu juga tau apa isi amplop ini.
( memberi amplop
itu kepada si anak).
Bukalah nak, ibu ingin tau apa isi didalamnya.
Semoga dalam amplop itu berisi berita tentang keberadaan dan kabar bapak kamu.
Sudah sekian lama ibu tidak tau kabar bapak kamu. Mungkin hari ini kerinduan
itu akan sedikit terobati, dengan adanya berita didalamnya.
ANAK
Aku mengerti perasaan ibu. Aku juga berharap seperti
itu bu.kerinduan ini sangatlah besar, seperti lautan yang tidak ada batasnya.
IBU
Cepatlah buka nak, ibu sudah tidak sabar ingin tau
apa isi amplop itu.
ANAK (Membuka amplop, sedikit kaget setelah melihat amplop itu berisi
sejumlah uang).
Bu, ini isi dari amplop itu.
IBU
uang?? Apa tidak ada selembar surat pun selain uang
itu?
ANAK (membolak balik isi amplop).
Tidak ada bu, hanya sejumlah uang ini. Apa ibu tidak
senang. Mungkin ini hasil kerja keras bapak disana bu. Seharusnya kita
bersyukur, karena kita tidak usah repot- repot untuk mencari uang untuk makan
sebulan ini.
IBU
Nak, apalah arti semua uang itu. Jujur, ibu tidak
pernah senang melihat uang itu , bukan itu yang ibu harapkan,tapi bapak kamu
lebih penting nak. Kamu memang belum menjalanin hidup berumah tangga, suatu
saat kamu akan tau apa arti dari kasih sayang dan cinta yang sebenarnya. Dulu,
waktu bapak kamu masih muda, dia yang selalu memberi ibu semangat saat ibu
putus asa. Dia sosok laki-laki yang bijaksana. Kata-kata yang paling dibenci
bapak kamu adalah “MENYERAH”, dia sangat benci ketika orang mengatakan hal itu.
Hal itu yang tetap ibu ingat sampai sekarang.
ANAK
Aku minta maaf sudah menyakiti perasaan ibu,
aku tau perasaan ibu. Tapi kita butuh uang itu bu. Apa ibu tidak mau menghargai
bapak yang jauh-jauh pergi hanya untuk kita bu.
IBU
Ibu tau nak...ibu tau ! kita memang butuh uang, tapi
kita belum tau bapak kamu dapat dari mana uang sebanyak itu.
ANAK
Apa ibu tidak percaya dengan usaha bapak? Kenapa
sekarang ibu bertolak fikiran dengan apa yang ibu katakan tadi?
IBU
Bukannya ibu tidak percaya nak..bukan! tapi kita
harus tau apa pekerjaan bapak diluar sana. Kamu sudah tau sendidri, setelah
sekian lama bapak kamu tidak ada kabar, dan sekarang datang kiriman amplop yang
berisi sejumlah uang. Apa kita tidak pertanyakan tentang uang itu? Kita tunggu
sampai ada kabar lagi dari bapak kamu.
ANAK
Sampai kapan bu? Kita tidak tau keberadaan bapak,
dan kita tidak tau kapan bapak akan memeberi kita kabar. Sementara akhir–akhir
ini selalu sakit-sakitan. Kita perlu uang untuk beli obat ibu dan kebutuhan
hidup kita.
IBU
Ibu tidak mau memakai uang itu, ibu masih kuat nak
mencari uang sendiri meskipun ibu keliling Cuma menjual sayur. Kita tunggu
kabar dari bapak kamu. Siapa tau besok, 1 minggu, satu bulan atau satu tahun
lagi bapak kamu akan ngasih kabar atau pulang kesini nak.
ANAK
Baiklah, aku menghormati apa kata ibu. Aku yakin,
ibu lebih tau tentang bapak. Dan aku sangat bersyukur punya orang tua
seperti ibu. Ibu adalah sosok wanita yang tegar dan sabar.
SI ANAK MEMELUK IBU, LAMPU FADE OUT
IBU (lampu fade in, suara binatang malam dan lantunan suling. terlihat si
ibu batuk-batuk menjahit baju).
Apakah bapak disana masih ingat dengan keluarga
disini? Apakah bapak sudah tidak ingat dengan janji bapak yang akan selalu
mengutamakan anak dan istri? Sudah lama aku merindukan canda tawa dan
kebersamaan kita. Ibu ingin melewati hari-hari tua ini berkumpul bersama.
( tiba-tiba
terdengar ketokan pintu dari luar).
Siapa?
(ketokan pintu
bertambah keras)
. Siapa?
MENUJU PINTU DAN MEMBUKANYA. KAGET KETIKA MELIHAT
YANG DATANG ADALAH SUAMINYA.
BAPAK
bagaimana kabar ibu dan anak kita?
IBU
Ini benar bapak??? Atau ibu Cuma mimpi pak??
BAPAK
Iya ini kenyataan bu, ibu tidak sedang bermimpi.
IBU (masih tidak percaya dan menangis karena
bahagia).
BAPAK
Sudahlah bu jangan menangis lagi. Bapak datang untuk
kalian. Bapak sudah lama tidak berkumpul dengan keluarga.
( berjalan
menuju kursi tamu).
Ternyata disini sudah banyak berubah ya bu, tidak
seperti dulu sebelum bapak berangkat.
IBU
Semuanya tetap seperti yang dulu pak, tidak pernah
berubah. Lihat foto-foto itu, masih sama seperti yang dulu. Dan kerinduan ini
pula yang tidak pernah berhenti sampai sekarang. Setelah sekian lama bapak
meninggalkan ibu dan anak kita, ibu selalu sakit-sakitan. Itu semua karena
setiap penghujung bulan purnama ibu selalu didekat pintu menunggu kedatangan
bapak. Meski semuanya Cuma berbuah harapan dan penantian semata.
BAPAK
Bapak tau bu, tapi bapak meninggalkan kalian bukan
semata-mata karena bapak tega, bukan. Justru bapak merantau dengan harapan
memperbaiki perekonomian keluarga kita. Bapak tidak bersenang-senang diluar
sana bu, tapi bapak memebanting tulang hanya ingin membahagiain kalian.
IBU
Tapi alangkah bahagianya jika kita tanggung beban
ini bersama-sama disini pak.
BAPAK
Apa yang bisa diharapkan disini bu? Ibu sudah tau
sendiri, sudah belasan tahun kita mencoba mencari kerja disini. Tapi hasilnya
apa? Cuma kerja keras yang tidak menghasilkan apa-apa kan?
IBU
Tapi masih cukup buat makan satu hari kan pak?
BAPAK
Ibu lihat sendiri anak kita, dia tidak sekolah hanya
gara-gara kita tidak mampu membayar uang sekolah. Bapak ingin dia sama seperti
anak-anak tetangga yang lain bu, yang juga bisa pakek seragam sekolah. Dan
meraih cita-cita dia. Bapak hanya ingin bertanggung jawab atas keluarga bu.
Alam disini tidak bersahabat, tidak bisa diandalkan.
IBU
Tapi bagaimanapun juga ditanah ini kita dilahirkan,
dan disini pula kita dulu dipertemukan pak. Apa bapak sudah lupa akan hal itu?
(menarik napas panjang). Begitu banyak kenangan kita disini.
BAPAK
aku tau bu…aku tau….! Aku masih ingat dengan
semuanya. Ditanah ini memang banyak kenangan, tapi tanah ini pula yang memaksa
aku untuk pergi ke kota. O iya, bapak pernah ngirim sejumlah uang. Apa ibu
sudah terima?
IBU
Sudah pak, tapi ibu belum menggunakannya meski satu
rupiah pun.
BAPAK
Kenapa? Apa ibu tidak suka dengan penghasilan bapak
itu?
IBU
Bukan,setelah sekian lama bapak tidak ada kabar dan
tiba-tiba mengirim uang sebanyak itu pasti ibu berfikir panjang. Apa pekerjaan
bapak disana.
BAPAK
Jadi ibu tidak percaya dengan bapak? Iya?
IBU
Tidak pak,bukan itu maksud ibu. Tapi…..
BAPAK
Sudalah bu. ibu memang tidak pernah percaya sama bapak
dari dulu. aku lelah, ingin istirahat.
SI BAPAK MASUK KEDALAM KAMAR DENGAN KEADAAN MARAH
IBU
Setelah sekian lama aku merindukan hal ini, tapi
sekarang mentah sudah harapan aku.
LAMPU FADE OUT
BAPAK (lampu fade in.suasana pagi hari.terlihat
bapak sedang duduk dikursi menyambar sebatang rokok. Ibu datang dari arah dapur
membawa secangkir kopi).
Bu, kemana anak kita itu, dari semalam bapak tidak
melihat dia ada dirumah? Apa tidak tau kalau bapaknya sudah datang?
IBU
Tadi, pagi-pagi sekali dia berangkat bekerja pak.
Dia tau kalau bapak sudah datang, tapi tadi dia tidak berani membangunkan
bapak karena bapak tidurnya pulas.
BAPAK
Memang dia sudah bekerja? Bekerja dimana bu?
IBU
Dia diajak temannya bekerja disebuah toko
kecil,meskipun bayarannya sedikit tapi dia kelihatannya senang dengan
pekerjaannya itu.
BAPAK
Syukur kalau dia memang sudah mau bekerja.
( si ibu
batuk-batuk).
Bu,pakailah uang itu untuk beli obat. Nanti siang
kita pergi ke puskesmas terdekat ya.
SI BAPAK MEMELUK ISTRINYA
PEREMPUAN (sebelum si ibu menjawab pertanyaan si bapak,
tiba-tiba datang seorang perempuan yang kelihatan cudes).
Oo..jadi dari kemarin kamu tidak pulang Cuma
gara-gara perempuan gatal ini???
IBU (kaget. Dan melepas pelukan si bapak).
Siapa dia pak?
PEREMPUAN
He..perempuan sundal, apa kamu tidak malu merebut
suami orang?
SI IBU MENANGIS
BAPAK
Sudalah ma, tenang dulu. jangan salah paham, nanti
papa jelasin.
PEREMPUAN
Tenang…tenang…, enak saja kamu bilang seperti itu.
Jadi akhir-akhir ini kamu mengambil uang tanpa sepengetahuan aku hanya untuk
diberikan sama perempuan murahan ini.
BAPAK
Diam, lancang kamu bicara seperti itu terhadap
istriku.
PEREMPUAN
Apa? istri kamu? Apa aku tidak salah dengar?
(menarik rambut
si ibu).
Dasar perempuan sundal, ku bunuh kamu.
(melapas rambut
si ibu lalu mengambil pisau di tas).
Dasar perempuan keparat…
SIBAPAK MENCOBA MENARIK SI PEREMPUAN ITU DAN
AKHIRNYA PISAU ITU TERTUSUK KEPERUT SI PEREMPUAN
IBU
Tidak….
BERTERIAK SAMBIL MENANGIS
BAPAK
Bapak minta maaf bu.sebenarnya perempuan ini adalah
istri bapak yang baru.
(si ibu terpukul
mendengar perkataan itu).
Dulu, waktu bapak sampai dikota, bapak tidak tau
harus bekerja apa. Tapi, bapak tetap berusaha bekerja meskipun hanya cukup buat
makan satu hari. Hal seperti itu bapak jalani selama beberapa bulan. Dan ada
orang yang kasihan melihat nasib bapak, dia mau mempekerjakan bapak Sebagai
tukang kebun dikantornya. Bapak di kasih kepercayaan penuh. dan tiba pada hari
itu dimana bapak tidak bisa memilih, perempuan itu meminta bapak menikahinya.
Awalnya bapak tidak mau, tapi dia mengasih dua pilihan, menikahi dia atau
dipecat. Dan akhirnya bapak memutuskan untuk menikahinya, ini semua demi ibu
dan anak kita.
( si ibu terus
menangis. Si bapak memeluknya).
Bu, bapak sadar kalau apa yang dilakukan bapak ini
sangat keliru. Bapak akan menyerahkan diri kepolisi. Jaga diri ibu baik-baik,
dan didik anak kita agar dia menjadi generasi bangsa.
SI IBU TAK KUASA MENAHAN TANGISANNYA, DAN TETAP
MERANGKUL SI BAPAK. LAMPU MULAI FADE OUT. TERDENGAR MUSIK YANG MENGIRINGI
KESEDIHAN ITU.
SELESAI
0 komentar: